10 Tips Membesarkan Anak Cerdas
Sangat mudah untuk berasumsi bahwa anak-anak kita dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang tinggi atau mereka . . . tidak, dan sebagai orang tua, tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk memengaruhi seberapa cerdas mereka nantinya. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa kecerdasan adalah sekitar 50/50 split ketika datang ke alam vs pengasuhan, yang berarti bahwa pengaruh orang tua dapat memiliki dampak yang besar tidak hanya pada seberapa pintar anak-anak kita percaya diri, tetapi juga pada seberapa cerdas mereka. Anda juga bisa kunjungi blog ini untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendidik anak yang baik dan benar.
Itu tidak berarti Anda perlu membanjiri anak-anak Anda dengan latihan matematika dan kelas bahasa asing sebelum mereka kehabisan popok. Sebaliknya, fokuslah pada perilaku yang menumbuhkan pikiran dan kecerdasan yang berkembang daripada memuji kecerdasan atau bakat bawaan anak. Yap, kecerdasan dapat ditumbuhkan pada anak Anda.
Berikut 10 cara untuk mulai menanam benih cerdas tersebut.
Bicaralah dengan mereka sejak hari pertama.
Berbicara dengan anak-anak Anda, bahkan ketika mereka masih bayi, adalah kunci untuk memutar roda mental itu. Bahkan ketika anak-anak terlalu muda untuk memahami apa yang Anda katakan atau untuk mengetahui arti kata-kata canggih yang Anda gunakan, dengan pengulangan mereka pada akhirnya akan menggunakan konteks untuk memahaminya. Juga, mengajukan pertanyaan terbuka kepada anak-anak Anda akan membantu mereka mengembangkan pendapat dan rasa diri, dan itu juga akan membuat mereka tahu pendapat itu dan masalah individualitas mereka.
Pecahkan buku lebih awal.
Membaca adalah prediktor besar keberhasilan sekolah, jadi mulailah membaca dengan bayi Anda jauh sebelum mereka tahu apa arti kata-katanya. Membaca merangsang otak, membangun basis pengetahuan tentang dunia, dan bertindak sebagai dasar dari semua pembelajaran di masa depan, termasuk matematika dan sains. Pastikan buku mudah diakses di rumah Anda, contohkan kebiasaan membaca yang baik dengan memastikan anak Anda sering melihat Anda membaca, dan bicarakan dengan anak Anda tentang apa yang Anda berdua baca untuk membangun keterampilan percakapan dan pemahaman membaca.
Ajari anak Anda untuk memikirkan masalah dan menciptakan solusi.
Jangan menyelesaikan masalah anak-anak Anda untuk mereka. Sebaliknya, dorong mereka untuk fokus pada satu tujuan atau masalah dan mencari cara untuk mencapai atau menyelesaikannya melalui pemikiran kreatif. Tindakan ini merangsang otak dan mengajari mereka bahwa mereka mampu mengatasi rintangan sendiri.
Pujilah usaha dan hasil, bukan tindakan sederhana.
Kita hidup di dunia yang penuh dengan penghargaan partisipasi, tetapi mengajari anak-anak bahwa mereka selalu dan secara alami adalah yang terbaik dalam segala hal membuat mereka sulit menerima kegagalan dan kekecewaan hidup yang tak terhindarkan. Sebaliknya, pujilah upaya dan kerja keras mereka daripada kemampuan alami mereka. Melakukan hal itu menciptakan anak-anak yang lebih termotivasi dan mampu bergerak maju ketika mereka menemukan keterampilan yang tidak mereka dapatkan dengan mudah. Anak-anak yang diberi tahu bahwa mereka secara alami cerdas atau berbakat lebih cenderung frustrasi dan bahkan menyerah ketika mereka dihadapkan pada tugas-tugas yang sulit.
Tetapkan harapan lebih awal dan perkuat mereka sesering mungkin.
Jangan berubah menjadi sersan latihan — “Anda akan mendapatkan nilai A pada setiap ujian” — tetapi dengan menetapkan beberapa tujuan menyeluruh untuk anak-anak Anda (yaitu, lulus kuliah, berpartisipasi dalam ekstrakurikuler atau kerja sukarela) sejak usia muda, mereka cenderung melihat tujuan tersebut sebagai hal yang penting dan dapat dicapai.
Dorong olahraga.
Latihan fisik tidak hanya membuat anak Anda lebih kuat dan sehat, tetapi juga memiliki manfaat mental, membangun sel-sel otak dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Carilah saat-saat yang bisa diajarkan.
Cukup dengan mendorong anak-anak Anda untuk menggunakan otak mereka selama waktu senggang dapat membantu mengembangkan kecerdasan mental. Mintalah mereka menghitung jeruk nipis di antrean belanja bahan makanan, memulai percakapan tentang energi angin saat melewati kincir angin, atau mencari huruf atau angka pada tanda saat mengemudi.
Mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi.
Anak-anak prasekolah secara alami ingin tahu, tetapi kecenderungan itu dapat berkurang seiring bertambahnya usia anak-anak — kecuali jika dipraktikkan dan didorong. Mulailah dengan melibatkan mereka dalam topik yang menjadi minat pribadi mereka, bahkan jika itu melibatkan bintang YouTube favorit mereka atau kumpulan tokoh aksi. Ajukan pertanyaan untuk memicu percakapan, dan bagikan minat Anda, jelaskan mengapa mereka menarik bagi Anda. Anda juga dapat merencanakan pengalaman seperti perjalanan ke museum, acara olahraga, atau film yang akan membantu Anda menemukan kesukaan bersama dan menginspirasi diskusi baru.
Ajari anak Anda untuk memiliki mindset berkembang.
Dorong anak-anak Anda untuk melihat belajar sebagai proses di mana kerja keras mendorong hasil; mereka akan mulai sebagai pemula tetapi secara bertahap menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Kemudian, ketika mereka diberi tugas berat, mereka akan melihatnya sebagai peluang untuk berkembang . . . daripada melihat diri mereka sebagai orang gagal karena tidak segera menjadi ahli.
Jadilah proaktif.
Jangan menunggu kesempatan belajar baru untuk menampilkan diri kepada anak-anak Anda. Carilah kegiatan di luar sekolah yang akan mengembangkan otot mental yang berbeda.
Lihat Juga: Psikologi Komunikasi Yang Wajib Kamu Pahami.